Hari Terakhir Melihat Ayah

Hari itu cuaca cukup bagus, kebetulan aku lagi sibuk ngerjain skripsi dan bantuin teman ngerjain powerpoint buat seminar hasil.
Kadang jarang dirumah, kadang pulang kemaleman.
Tapi malaikat yg sering ku panggil Ayah selalu sibuk nelp nanyain dimana, kapan pulang, sudah malam.
Hari itu aku dan temanku kebetulan ingin sekali jalan² sore sekedar menikmati udara sejuk di Tolitoliku, menyantap pentol goreng diTaman Kota, menelusuri Jalan Baru dan kembali ke Panasakan.
Sore itu, Ayahku sedang berbincang² bersama omku, om Ican atau biasa kita panggil Aba Jundi. Entah apa yg mereka bahas tapi nampaknya serius namun ada lawak²nya juga😂
Saat aku ingin pergi, Ayah bertanya
"Mau kemana?" kata Ayahku
"Jalan² sore saja, sambil jajan pentol goreng yah" kataku
"Ada uangmu?" Ayahku bertanya
"Ada yah" aku menjawabnya
"Eh ini, tambah lagi" sambil menyodorkan uang
Begitulah Ayahku, selalu ngasih tanpa ku minta.
Sepulang jalan² sore, karena Ibuku pergi ke Palu atas suruhan Ayahku juga ada sedikit urusan masalah jamaah umroh karena banjir jadi ada beberapa hal yg harus diurus kembali.
Seperti biasa, aku menggantikan Ibuku mengajar dan santri mengaji pun selalu ribut dengan pembahasan² yang tidak jelas hingga selalu membuat Ayah terpaksa datang ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) untuk sekedar memggertak mereka agar bisa fokus untuk mengaji.
Setelah mengajar mengaji, Ayahku menyuruhku untuk membeli perlengkapan dapur yang sudah habis. Entah kenapa malam itu Ayah memaksa harus aku yang membelinya bukan adikku.
Lalu, si bungsu tiba² panas dan muntah² sampai ada bercak merah yang kita anggap itu darah.
Ayah panik, dan menuruti semua apa yg si bungsu mau.
"Ozaq mau apa, mau oreo kah?" Ayah bertanya kepada si bungsu
Si bungsu pun mengangguk, krna tidak ada tenaga untuk menjawab iya sekalipun
Akhirnya Ayah menyuruhku lagi membelikan oreo untuk si bungsu.
Dirumah, aku sangat ingat dengan jelas makanan terakhir yg Ayah makan itu. Oreo.
Seperti biasa, aku duduk dimeja komputer depan kamar Ayah.
Semenjak Ayah sakit aku jarang tidur malam, beralaskan mengerjakan skripsi padahal kadang tidak.
Aku sungguh sangat khawatir ketika Ayahku harus terbangun malam untuk sekedar mengambil air minum ataupun ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Yang aku dengar orang yang mempunyai penyakit diabetes memang biasanya suka buang air kecil terus.
Kadang aku mengikutinya ke kamar mandi sambil berpura² buang air kecil, karena Ayah kurang suka terlalu dijaga. Merasa sudah betul² sehat. Tapi tetap saja aku sangat khawatir.
Ayahku sudah pernah mengalami struk ringan sampai 3 kali dan kami sungguh sangat mengkhawatirkan keadaannya. Apalagi semenjak pensiun, sudah sangat jarang sekali beraktivitas yang membuat hal itu mempengaruhi kesehatannya.
Lanjut kembali saat aku menunggui Ayahku, pada saat jam menunjukkan menuju pukul 11.30 Ayahku keluar dari kamar dan menuju kamar mandi, aku pun mengikutinya. Dan Ayah melirik seperti marah karena aku belum tidur.
Karena aku pikir juga Ayahku sudah agak sehat yasudah aku mulai merebahkan badan di kursi ruang tamu. Mungkin karena mengantuk akhirnya ku tertidur belum sampai 5menit ada teriakkan dari belakang kalau Ayahku hampir terjatuh dan sudah tak sadarkan diri tetapi matanya terbuka dan sepertinya ia ingin bicara tetapi sepertinya struk lagi😭😭😭

0 komentar:

Posting Komentar